Minggu, 04 September 2016

Mengenal Lebih Jauh Mengenai Mata Minus

Mengenal Lebih Jauh Mengenai Mata Minus - Mata minus atau rabun jauh memiliki istilah medis miopia. Kondisi ini menyebabkan Anda kesulitan melihat benda jarak jauh. Sinar yg direfleksikan dari suatu objek masuk ke mata lewat kornea, setelah itu difokuskan oleh lensa mata ke retina. Terhadap mata normal, lensa mata & kornea membiaskan cahaya yg masuk maka bayangan objek difokuskan cocok di retina. Sedangkan kepada mata minus, cahaya yg masuk tak konsentrasi di retina, tapi jauh di depannya. Elemen ini akan disebabkan oleh sebab kornea terlampaui cembung atau panjang bola mata yg terlampaui agung. Maka seandainya Kamu mempunyai mata minus, kepada ketika menonton objek dari jarak jauh, objek bakal nampak tak konsentrasi.

Besar Nya keparahan mata minus ditandai dgn ukuran dioptri (D). Berdasarkan tingkat keparahannya, mata minus terbagi tiga, merupakan miopia rendah (minus 0.5D sampai minus 3D), sedang (minus 3D sampai 6D), & berat (diatas 6D).

Tiga kategori Myopia, yaitu :
  1.  Miopi rendah dengan dioptre mendekati 0 sampai-3.00
  2. Miopi sedang dengan dioptre -3.00 sampai -6.00
  3. Miopi tinggi dengan dioptre -6.00 hingga ke bawah -10.00
Penyebab utama dari mata minus adalah kelengkungan kornea yang lebih pendek serta sumbu bola mata yang terlalu panjang. Kedua hal tersebut dapat diperoleh melalui orang tua atau keturunan. Namun apabila bukan keturunan, mata minus bisa diakibatkan karena aktivitas dekat terlalu lama, misalnya banyak membaca atau terlalu lama bekerja dengan komputer.


Bila seseorang mengalami mata minus, maka penyakit ini akan cenderung terus bertambah terutama jika ia masih berada pada masa pertumbuhan. Seiring dengan bertambahnya tinggi badan, maka minus juga akan bertambah dikarenakan sumbu bola mata yang ikut bertambah panjang. Mata minus tidak bisa dicegah baik dengan terapi ataupun obat obatan kecuali jika kita melakukan operasi lasik.

Yang dapat dilakukan hanyalah menjaga kesehatan mata agar minus tidak bertambah cepat dengan memberikan kacamata atau lensa kontak sesuai ukuran serta mengurangi aktivitas membaca terlalu dekat dan terlalu lama bekerja di depan komputer. Pada umumnya mata minus akan berhenti bertambah saat mendekati usia 30-an dan akan cenderung turun di usia 40-an.

Selain itu biasanya kepala akan terasa sakit dan berdenyut terutama bagian di depan, bola mata menjadi perih, seperti mau keluar dan air mata akan meleleh secara berlebihan. Untuk mengatasinya, sebaiknya berhenti beraktivitas dulu dan mengambil waktu untuk mengistirahatkan mata agar tidak terlalu lelah.

Apakah miopia dapat menyebabkan sakit kepala? Miopia memang bisa menyebabkan sakit kepala. Untuk seorang penderita miopia, pada saat melihat miopia, pada saat melihat jauh, bayangan jatuh di depan retina sehingga mengurangi kecembungan lensa.

Gejala Mata Minus
Perhatikan beberapa gejala mata minus di bawah ini. Jika Anda mengalami beberapa gejala ini, mungkin Anda perlu memeriksakan mata ke dokter.
  • Kesulitan saat melihat sesuatu dari jarak jauh namun jelas saat melihat jarak dekat
  • Memicingkan mata saat melihat sesuatu
  • Kesulitan melihat saat mengendarai kendaraan
  • Perlu duduk dekat dengan papan tulis (miopia pada anak) untuk melihat jelas
  • Ketika menonton televisi harus dekat agar dapat terlihat jelas
  • Mata terasa tegang
  • Mata terasa lelah
  • Sakit kepala
  • Sering mengucek mata
  • Mata sering berkedip
Kapan Mesti Sejak Mulai Memeriksakan Mata ?

Makin bertambahnya umur, ketajaman mata Kamu dapat makin menyusut. Apabila Kamu mengalami sekian banyak gejala diatas, atau mempunyai bisa jadi mengalami kerusakan mata, sebaiknya periksakan mata Kamu dan mulai menggunakan kacamata.

Apabila tidak ada keluhan penglihatan, orang dewasa konsisten dianjurkan utk sensor teratur mata sejak mulai umur 40 th. Di umur 40 sampai 54 th, sensor mata sanggup dilakukan tiap dua sampai empat thn. Terhadap umur 55 – 64 thn, tiap satu sampai tiga thn. & terhadap umur 65 thn ke atas, sensor mampu dilakukan tiap-tiap satu atau dua th.

Terhadap anak-anak, ada baiknya sejak mulai menjalani sensor mata dikala sebelum sekolah. Terhadap ketika sejak mulai memasuki musim sekolah, melaksanakan teratur tiap 1 atau 2 tahun. 

Terapi Mata Minus
Jika ternyata mata Anda sudah telanjur mengalami gangguan mata minus, maka Anda bisa melakukan beberapa terapi seperti menggunakan kacamata atau lensa kontak. Kacamata adalah salah satu cara termudah dan teraman untuk mengoreksi mata minus. Namun, pada kacamata untuk minus yang berat, pandangan pada bagian tepi bisa terjadi distorsi penglihatan. Lensa kontak tidak memiliki kekurangan tersebut, namun pemeliharaanya relatif lebih rumit dibandingkan kacamata.

Bagi Anda yang menginginkan koreksi mata secara permanen, Anda dapat memilih jalur operasi. Beberapa pilihan operasi yang bisa Anda lakukan seperti operasi LASIK, operasi LASEK, dan photorefractive keratectomy (PRK). Selain itu, bagi penderita mata minus sedang hingga berat, implan lensa intraokuler (IOL) dapat menjadi pilihan.

Selayaknya operasi, terapi mata minus melalui operasi juga memiliki efek samping atau komplikasi yang mungkin terjadi. Antara lain, mata menjadi kering, infeksi, dan timbul jaringan parut pada kornea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar